Jumat, 23 Desember 2011

Sistem Politik


1.           Sistem Politik Negara-Negara Maju


a.          Sistem Politik Uni Soviet (Masa Lalu) dan Negara-Negara Eropa Timur
Sistem pemerintahan di Eropa Timur, dikenal dengan sistem pemerintahan proletariat atau komunis. Dalam sistem ini usaha sebenarnya ditujukan untuk kemakmuran rakyat banyak (kaum proletar) tetapi kerana kemudian rakyat banyak tersebut dihimpun dalam organisasi kepartaian (buruh, tani, pemuda, wanita),  maka akhirnya menjadi dominasi partai tunggal yang mutlak, yakni partai komunis. Paham komunis mengutamakan kepentingan kolektif dan menghapuskan hak individu. Partai komunis menjadi satu-satunya partai yang tidak memiliki saingan dan memonopoli keadaan, serta mendominasi pemerintah. Keinginan partai komunis adalah keinginan negara. Inilah yang dikenal dengan istilah diktator proletariat. Supreme Soviet merupakan lembaga tertinggi serta terdiri dari dua kamar, yakni Soviet of Union dan Soviet of the Nationalities. Di dalam Supreme Soviet dibentuk sebuah presidium yang bertugas untuk memilih presiden Rusia. Pada prinsipnya lembaga kepresidenan ini bersifat kolektif yang terdiri dari 1 orang ketua, 1orang wakil ketua pertama ditambah dengan wakil ketua lain yang diambil dari 15 orang para ketua Soviet Tertinggi dan 15 Uni Republik, 1 orang sketaris, dan 21 orang anggota. Perkembangan selanjutnya setelah runtuhnya  Uni Soviet masing-masing republiknya bersatu dalam CIS (Commonwealth of Independent State).

b.        Sistem Politik Inggris dan Negara-Negara Eropa Barat
Negara Inggris menjadi model pemerintahan parlementer yang menganut paham liberal. Sistem politik di Inggris adalah demokrasi dengan sistem parlementer yang menganut aliran liberalistic, yakni mendasarkan dan mengutamakan kebebasan individu yang seluas-luasnya. Sistem politik Inggris banyak dipraktikkan di negara-negara Eropa Barat. Di Negara Inggris ratu/raja menjadi lambang persatuan dan kesatuan yang senantiasa dibanggakan, adat dan tradisi yang dipertahankan, serta pemerintahan dijalankan oleh perdana menteri, yang dikuasai oleh partai yang menang dalam pemilu. Namun  demikian, partai oposisi tetap sebagai pendamping. Di Parlemen terdapat Partai Konservatif dan Partai Buruh yang memperebutkan kekuasan. Parlemen Inggris terdiri dari dua kamar, yakni House of Commons dan House of Lords. Inggris terkenal sebagai negara induknya Parlemen dan system pemerintahan kerajaan.

c.       Sistem Politik  Amerika Serikat
Negara Amerika Serikat adalah negara federal (negara serikat) terdiri dari negara-negara bagian yang sama sekali terpisah dengan induknya, kecuali dalam hal keamanan bersama. Setiap negara bagian mempunyai undang-undang sendiri. Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang melaksanakn trias politika secara konsekuen, yakni pemisahan kekuasaan dengan tegas antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Badan legislatif terdiri dari 2 kamar (bikameral) yakni Senat yang beranggotakan wakil-wakil negara bagian, masing-masing 2 orang senator dan House of Representative beranggotakan wakil-wakil dari negara bagian yang jumlahnya tergantung dari jumlah penduduk masing-masing negara bagian. Kekuasaan legislatif dilaksanakan oleh Congress (Senate dan House of Representative), sedangkan kekuasan yudikatif dilakukan oleh Mahkamah Agung (Supreme Court of Justice). Negara Amerika Serikat menjalankan sistem pemerintahan presidensial. Semua negara bagian harus berbentuk republik dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi. Di Negara ini hanya ada dua partai politik yang memperebutkan jabatan politis yakni Partai Demokrat dan Partai Republik. Rakyat Amerika Serikat sering melakukan pemilu dalam rangka pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan gubernur dan wakil gubernur, wali kota, dewan kota, anggota Senat, anggota House of Representative, dan pejabat-pejabat politik di negara bagian.

d.      Sistem Politik Jepang
Dalam sistem politik Jepang, perdana menteri mengepalai sebuah kabinet, dan sekaligus memimpin partai mayoritas di Majelis Rendah (Shugiin) dan secara kolektif bertanggung jawab kepada parlemen yang disebut Diet/Kokkai. Perdana menteri dan kabinetnya harus meletakkan jabatan bila tidak memperoleh kepercayaan lagi dari Majelis Rendah. Parlemen Jepang terdiri dari dua badan yakni Majelis Rendah (Shugiin) dan Majelis Tinggi (Sangiin). Majelis Tinggi terdiri dari wakil rakyat yang mewakili seluruh rakyat Jepang, yang sebelum Perang Dunia ke-2 badan ini hanya diisi oleh kaum bangsawan. Majelis ini berhak menangguhkan berlakunya suatu undang-undang. Majelis Rendah memegangkekuasan legislative yang sebenarnya angotanya dipilih setiap 4tahu  sekali, kecuali apabila dibubarkan lebih awal dari masa yang telah ditentukan. Mahkamah Agung memegang kekuasaan yudikatif serta membawahi badan-badan peradilan yang didirikan berdasarkan undang-undang.

e.       Sistem Politik Prancis
Prancis mengnal pemerintahan republik pertama sampai dengan republik kelima. Prancis merupakan Negara republic kesatuan. Walaupun dewan menteri dipimpin perdana menteri, tetapi presidenlah yang mengangkat perdana menteri dan presidenlah yang mengetuai sidang kabinet. Kedudukan presiden dikatakan kuat sejak pemerintahan republik kelima (1958). Kedudukan parlemen juga kuat, karena dapat menjatuhkan perdana menteri dengan mosi tidak percaya tetapi tidak dapat menjatuhkan presiden, bahkan sebaliknya presiden dapat membubarkan parlemen (Assemble Nationale). Presiden merupakan pelindung (protector)konstitusi dan pelerai (arbiter) dalam tiap persoalan yang timbul antara lembaga-lembaga pemerintahan. Dewan menteri (kabinet) bertanggung jawab kepada  Assemble Nationale. Badan legislatif (Parlemen) terdiri dari dua kamar yakni Senat dan Assemble Nationale.

















2.           Sistem Politik di Negara-Negara Berkembang

a.      Sistem Politik Cina
Dalam kekuasan jabatan eksekutif jabatan kepala negara dihapuskan, maka orang pertama dalam kepemimpinan Partai Komunis Cina yang menggantikan jabatan ini adalah ketua partai itu sendiri, sedangkan sekretaris jenderal partai merupakan penyelenggara pemerintahan tertinggi setingkat perdana menteri. Kekuasaan legislatif di pegang oleh Kongres Rakyat Nasional yang didominasi oleh  Partai Komunis Cina. Kekuasaan yudikatif dijalankan secara bertingkat oleh Pengadilan Rakyat dibawah pimpinan Mahkamah Agung Cina. Pengadilan Rakyat bertanggung jawab kepada Kongres Rakyat di setiap tingkatan, namun karena perwakilan rakyat itu didominasi oleh Partai Komunis Cina, maka demokrasi masih sulit terwujud, meskipun usaha perubahan dilakukan terus-menerus dalam rangka reformasi yang dicanangkan dalam rangka menghadapi era globalisasi.

b.      Sistem Politik Iran
Presiden dipilih oleh rakyat, tetapi diangkat, dilantik, dan diberhentikan oleh Faqih (Dewan Keamanan). Penentuan seseorang utnuk menjadi Faqih atau Ayatullah adalah berdasarkan kemampuan yang bersangkutan mendalami Alquran. Perdana Menteri dipilih, diangkat, dan diberhentikan oleh Presiden. Perdana Menteri menjadi Ketua kebinet setelah mendapat persetujuan dari badan legislatif (Dewan Pertimbangan Nasional Iran). Kabinet bertanggung jawab kepadaDewan Pertimbangan Nasional Iran. Badan legislatif ini selain itu membuat undang-undang juga bertugas mengawasi badan eksekutif. Dalam membuat Undang-Undang harus disesuaikan dengan Alquran dan Alhadis. Agar undang-undang yang dibuat Dewan Pertimbangan Nasional Iran tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan konstitusi Iran, maka Dewan Pelindung Konstitusi yang disebut Dewan Perwalian (Syura ne Gahden) bertugas mengawasinya. Angota-Anggota Dewan Perwalian ini terdiri dari para pakar, yakni para anggota yang diambil dari ahli hukum Islam yang terkenal saleh dalam beribadah, menjalankan Syariah Islam, dan ditunjuk oleh Dewan Keimanan, serta para anggota yang diambil dari para ahli hukum dari berbagai cabang ilmu hukum yang terdiri dari hakim-hakim Islam. Mereka juga mendapat izin dari Mahkamah Agung Iran dan pengesahan dari Dewan Pertimbangan Nasional Iran.

c.       Sistem Politik Negara Israel
Negara Israel menganut demokrasi parlementer yang meliputi tiga kekuasaan yang saling mengawasi yaitu kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Kekuasaan yudikatifnya cukup independen, sedangkan kekuasaan legislatifnya cukup dominan karena merupakan tempat badan eksekutif bertangung jawab. Perdana menteri dengan dibantu oleh sejumlah menteri memimpin kekuasaan eksekutif. Para menteri dipillih oleh partai dan bertanggung jawab kepada anggota partainya. Perdana menteri tidak bisa mencampuri pilihan partai sehingga susunan kabinet dapat berubah setiap waktu. Presiden Israel disebut Nazi, dipilih oleh Parlemen (Knesset) untuk masa jabatan lima tahun tetapi boleh menduduki 2 kali masa jabatan. Presiden juga dapat ditunjuk anggota legislatif .

d.      Sistem Politik Arab Saudi
Kepala Negara (raja) memegang kekuasaan eksekutif sekaligus menjabat sebagai perdana menteri dan pimpinan agama tertinggi. Tidak ada partai politik yang bertindak sebagai oposisi dan sebagai kitab suci, tidak ada konstitusi kecuali Alquran, namun tidak sepenuhnya diikuti dalam hal penyelenggaraan pemerintahan. Departemen-departemen yang pejabatnya seluruhnya dari keluarga istana. Arab Saudi  membentuk badan legeslatif (Majelis Surya) guna menghadapi era globalisasi. Sistem peradilan di negara ini terdiri dari pengadilan-pengadilan biasa, Pengadilan Tinggi Agama Islam di Makkah dan Jedah serta sebuah Mahkamah Banding. Sistem hukum bersumber dari Alquran yang penjabaranya diambil dari hadits. Sistem kerja peradilan diawasi oleh Komisi Pengawas Pengadilan yang diangkat oleh raja. Sistem pemerintahan daerah dibagi atas beberapa wilayah provinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang gubernur, sedangkan beberapa kota penting dipimpin oleh wali kota. Gubernur dan wali kota diangkat atas persetujuan raja.



BUDAYA POLITIK

Nie saya buat khusus buat temen2 yg lgi butuh referensi tentang budaya politik khususnya pada pelajaran2 pkn di sekolah semoga dapat membantu.....oke. . ^_^



BUDAYA POLITIK


A. PENDAHULUAN
Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti makan, minum, biologis, pakaian dan papan (rumah). Lebih dari itu, juga mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan penghargaan dari orang lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sebagai anggota masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya.
Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Jika secara tidak langsung, hal ini sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik yang terjadi. Dan jika seraca langsung, berarti orang tersebut terlibat dalam peristiwa politik tertentu.
Kehidupan politik yang merupakan bagian dari keseharian dalam interaksi antar warga negara dengan pemerintah, dan institusi-institusi di luar pemerintah (non-formal), telah menghasilkan dan membentuk variasi pendapat, pandangan dan pengetahuan tentang praktik-praktik perilaku politik dalam semua sistem politik. Oleh karena itu, seringkali kita bisa melihat dan mengukur pengetahuan-pengetahuan, perasaan dan sikap warga negara terhadap negaranya, pemerintahnya, pemimpim politik dan lai-lain.
Budaya politik, merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri yang lebih khas. Istilah budaya politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan partai-partai politik, perilaku aparat negara, serta gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang me­merintah.
Kegiatan politik juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomi dan sosial, kehidupan pribadi dan sosial secara luas. Dengan demikian, budaya politik langsung mempengaruhi kehidupan politik dan menentukan keputusan nasional yang menyangkut pola pengalokasian sumber-sumber masyarakat.

B. PENGERTIAN BUDAYA POLITIK
1. Pengertian Umum Budaya Politik
Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat. Namun, setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya politiknya, seperti antara masyarakat umum dengan para elitenya. Seperti juga di Indonesia, menurut Benedict R. O'G Anderson, kebudayaan Indonesia cenderung membagi secara tajam antara kelompok elite dengan kelompok massa.
Almond dan Verba mendefinisikan budaya politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu. Dengan kata lain, bagaimana distribusi pola-pola orientasi khusus menuju tujuan politik diantara masyarakat bangsa itu. Lebih jauh mereka menyatakan, bahwa warga negara senantiasa mengidentifikasikan diri mereka dengan simbol-simbol dan lembaga kenegaraan berdasarkan orientasi yang mereka miliki. Dengan orientasi itu pula mereka menilai serta mempertanyakan tempat dan peranan mereka di dalam sistem politik.
Berikut ini adalah beberapa pengertian budaya politik yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk lebih memahami secara teoritis sebagai berikut :
a. Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos. Kesemuanya dikenal dan diakui oleh sebagian besar masyarakat. Budaya politik tersebut memberikan rasional untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain.
b. Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan aspek generiknya. Yang pertama menekankan pada isi atau materi, seperti sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme. Yang kedua (aspek generik) menganalisis bentuk, peranan, dan ciri-ciri budaya politik, seperti militan, utopis, terbuka, atau tertutup.
c. Hakikat dan ciri budaya politik yang menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan masalah tujuan.
d. Bentuk budaya politik menyangkut sikap dan norma, yaitu sikap terbuka dan tertutup, tingkat militansi seseorang terhadap orang lain dalam pergaulan masyarakat. Pola kepemimpinan (konformitas atau mendorong inisiatif kebebasan), sikap terhadap mobilitas (mempertahankan status quo atau men­dorong mobilitas), prioritas kebijakan (menekankan ekonomi atau politik)
Dengan pengertian budaya politik di atas, nampaknya membawa kita pada suatu pemahaman konsep yang memadukan dua tingkat orientasi politik, yaitu sistem dan individu. Dengan orientasi yang bersifat individual ini, tidaklah berarti bahwa dalam memandang sistem politiknya kita menganggap masyarakat akan cenderung bergerak ke arah individualisme. Jauh dari anggapan yang demikian, pandangan ini melihat aspek individu dalam orientasi politik hanya sebagai pengakuan akan adanya fenomena dalam masyarakat secara keseluruhan tidak dapat melepaskan diri dari orientasi individual.

Minggu, 11 Desember 2011

Kosa Kata bahasa Jepang Golongan 1,2, dan 3

Nie buat agan" yg lgi kesusahan nyari kosa kata bhs jepang dan semoga dapat bermanfaat bagi Anda





Saya sajikan kosa kata yang Gol. 1,2, dan 3 yg lanjutannya manyusul,, mestinya sii nie pkekk tabelll gii tuuu,,, berhubung saya baruu belajarrr buatt blogg jdiii sgini saja ya hehehe.....
#mohonn bimbingan nya bagi yang sudah ahliii....xixixixi :D




















No Kamus KK Masu KK Masen Arti
Golongan I
1 Iku  Ikimasu Ikimasen Pergi
2 Utau Utaimasu Utaimasen Menyanyi
3 Hanasu Hanashimasu Hanashimasen Berbicara
4 Oyogu Oyogimasu Oyogimasen Berenang
5 Kaku Kakimasu Kakimasen Menulis
6 Kuru Kurimasu Kurimasen Datang
7 Tsukuru Tsukurimasu tsukurimasen Memasak
8 Kiku Kikimasu Kikimasen Mendengarkan
9 Toru Torimasu Torimasen Memotret
10 Asobu Asobimasu Asobimasen Bermain
11 Nomu Nomimasu Nomimasen Minum
12 Hiku Hikimasu Hikimasen Bermain(Alat musik)
13 Migaku Migakimasu Migakimasen Menggosok
14 Tatsu Tatshimasu Tatshimasen Berdiri
15 Yomu Yomimasu Yomimasen Membaca
16 Nikumu Nikumimasu Nikumimasen Membenci
17 Utsu Utshimasu Utshimasen Memukul
18 Kau Kaimasu Kaimasen Membeli
19 Yurusu Yurushimasu Yurushimasen Mengizinkan, memaafkan
20 Motsu Motshimasu Motshimasen Membawa
21 Tanomu Tanomimasu Tanomimasen Meminta, Memohon
22 Arau Araimasu Araimasen Mencuci
23 Aruku Arukimasu Arukimasen Berjalan
24 Aru Arimasu Arimasen Ada
25 Au Aimasu Aimasen Bertemu
26 Au Aimasu Aimasen Cocok
27 Hataraku Hatarakimasu Hatarakimasen Bekerja
28 Hajimaru Hajimarimasu Hajimarimasen Mulai
29 Iru Irimasu Irimasen Perlu
30 Isogu Isogimasu Isogimasen Bergegas
31 Iu Iimasu Iimasen Mengatakan
32 Kaeru Kaerimasu Kaerimasen Kembali
33 Kakaru Kakarimasu Kakarimasen Memerlukan
34 Matsu Matshimasu Maatshimasen Menunggu
35 Morau Moraimasu Moraimasen Menerima
36 Narau Naraimasu Naraimasen Belajar
37 Naru Narimasu Narimasen Menjadi
38 Noru Norimasu Norimasen Naik
39 Omou Omoimasu Omoimasen Memikirkan
40 Owaru Owarimasu Owarimasen Berakhir
41 Shiru Shirimasu Shirimasen Tahu
42 Susumu Susumimasu Susumimasen Berlebihan
43 Suu Suimasu Suimasen Merokok
44 Wakaru Wakarimasu Wakarimasen Mengerti
45 Tsukau Tsukaimasu Tsukaimasen Memakai
46 Yasumu Yasumimasu Yasumimasen Mengaso
47 Fusegu Fusegimasu Fusegimasen Mencegah
48 Sagasu Sagashimasu Sagashimasen Mencari
49 Harau Haraimasu Haraimasen Membayar
50 Oku Okimasu Okimasen Meletakkan
51 Waru Warimasu Warimasen Memecahkan
52 Korosu Koroshimasu Koroshimasen Membunuh
53 Nusumu Nusumimasu Nusumimasen Mencuri
54 Uru Urimasu Urimasen Menjual
55 Sakebu Sakebimasu Sakebimasen Berteriak
56 Shikaru Shikarimasu Shikarimasen Memarahi
57 Yobu Yobimasu Yobimasen Memanggil
58 Damasu Damashimasu Damashimasen Menipu
59 Noboru Noborimasu Noborimasen Memanjat
60 Shiboru Shiborimasu Shiborimasen Memeras
61 Shibaru Shibarimasu Shibarimasen Mengikat 
62 Aisuru Aisurimasu Aisurimasen Menyayangi
63 Naku Nakimasu Nakimasen Menangis
64 Kawakasu Kawakashimasu Kawakashimasen Mengeringkan
65 Arau Araimasu Araimasen Membersihkan
66 Ataeru Ataerimasu Ataerimasen Memberi
67 Au Aimasu Aimasen Bertemu
68 Fuku Fukimasu Fukimasen Memakai
69 Haku Hakimasu Hakimasen Menyapu
70 Hanasu Hanashimasu Hanashimasen Berbicara, bercerita
71 Harau Haraimasu Haraimasen Membayar
72 Hiraku Hirakimasu Hirakimasen Membuka
73 Hiku Hikimasu Hikimasen Menangkap
74 Horu Horimasu Horimasen Menggali
75 Kamu Kamimasu Kamimasen Mengigit
76 Ikimasu Ikimashimasu Ikimashimasen Pergi
77 Kangaeru Kangaerimasu Kangaerimasen Berpikir
78 Kakeashi Kakeashi Kakeashi Lari
79 Kakusu Kakushiku Kakushiku Bersembunyi
80 Kau Kaimasimasu Kaimasimasen Membeli
81 Kiku Kikimasu Kikimasen Mendengarkan
82 Kizamu Kizamimasu Kizamimasen Mengukir
83 Kogasu Kogashimasu Kogashimasen Membakar
84 Kosuru Kosurimasu Kosurimasen Menggosok
85 Korobu Korobimasu Korobimasen Jatuh
86 Korosu Koroshimasu Koroshimasen Membunuh
87 Kuru Kurimasu Kurimasen Datang
88 Manabu Manabimasu Manabimasen Belajar
89 Musubu Musubimsu Musubimasen Mengikat
90 Noboru Noborimasu Noborimasen Naik
91 Nusumu Nusumimasu Nusumimasen Mencuri
92 Okotaru Okotarimasu Okotarimasen Melupakan 
93 Okuru Okurimasu Okurimasen Mengirim
94 Oshieru Oshierimasu Oshierimasen Mengajar
95 Oyogu Oyogimasu Oyogimasen Berenang
96 Sagasu Sagashimasu Sagashimasen Mencari
97 Shibaru Shibarimasu Shibarimasen Mengikat
98 Suwaru Suwarimasu Suwarimasen Duduk
99 Taeru Taerimasu Taerimasen Memikul
100 Tataku Tatakimasu Tatakimasen Memukul
101 Tatsu Tatsimasu Tatsimasen Berdiri
102 Tobiagaru Tobiagarimasu Tobiagarimasen Terjun
103 Toru Torimasu Torimasen Mengambil
104 Toyaku Toyakimasu Toyakimasen Membakar
105 Tsukuru Tsukurimasu Tsukurimasen Membuat
106 Yomu Yomimasu Yomimasen Membaca
107 Yurusu Yurushimasu Yurushimasen Memaafkan
108 Utau Utaimasu Utaimasen Menyanyi










No Kamus KK Masu KK Masen Arti
Golongan II
1 Abiru Abimasu Abimasen Mandi
2 Suteru Sutemasu Sutemasen Membuang
3 Kinziru Kinzimasu Kinzimasen Melarang
4 Shinjiru Shinjimasu Shinjimasen Percaya
5 Uragiru Uragimasu Uragimasen Berkhianat
6 Okiru Okimasu Okimasen Bangun
7 Neru Nemasu Nemasen Tidur
8 Dekiru Dekimasu Dekimasen Bisa
9 Miru Mimasu Mimasen Melihat
10 Wakeru Wakemasu Wakemasen Memisahkan, membagi
11 Kotaeru Kotaemasu Kotaemasen Menjawab
12 Katazukeru Katazukemasu Katazukemasen Mengatur
13 Kiru Kimasu Kimasen Mengenakan
14 Ataeru Ataemasu Ataemasen Memberi
15 Hashiru Hashirimasu Hashirimasen Berlari
16 Ageru Agemasu Agemasen Mengangkat
17 Akeru Akemasu Akemasen Membuka
18 Dekakeru Dekakemasu Dekakemasen Keluar
19 Deru Demasu Demasen Keluar
20 Iru Irimasu Irimasen Ada
21 Kariru Karimasu Karimasen Meminjam
22 Kureru Kuremasu Kuremasen Memberi
23 Miseru Misemasu Misemasen Memperlihatkan
24 Mieru Miemasu Miemasen Kelihatan
25 Okureru Okuremasu Okuremasen Terlambat
26 Oriru Orimasu Orimasen Turun
27 Osieru Osiemasu Osiemasen Mengajar
28 Shimeru Shimemasu Shimemasen Menutup
29 Taberu Tabemasu Tabemasen Makan
30 Tsukareru Tsukaremasu Tsukaremasen Lelah
31 Yameru Yamemasu Yamemasen Berhenti
32 Shiraberu Shirabemasu Shirabemasen Memeriksa
33 Kasaneru Kasanemasu Kasanemasen Menumpukkan
34 Itameru Itamemasu Itamemasen Melukai
35 Kireru Kiremasu Kiremasen Memotong
36 Miru Mimasu Mimasen Melihat
37 Motomeru Motomemasu Motomemasen Mencari
38 Nigiru Nigimasu Nigimasen Menerkam
39 Nomiru Nomimasu Nomimasen Minum
40 Okiru Okimasu Okimasen Bangun
41 Shimeru Shimemasu Shimemasen Menutup
42 Sugureru Suguremasu Suguremasen Bersinar
43 Wareru Waremasu Waremasen Memecahkan










No Kamus KK Masu KK Masen Arti
Golongan III
1 Kaimonosuru Kaimonoshimasu Kaimonoshimasen Belanja
2 Sentakusuru Sentakushimasu Sentakushimasen Mencuci Baju
3 Sojisuru Sojishimasu Sojishimasen Membersihkan
4 Benkyosuru Benkyoshimasu Benkyoshimasen Belajar
5 Yuukaisuru Yuukaishimasu Yuukaishimasen Menculik
6 Kyuushuusuru Kyuushuushimasu Kyuushuushimasen Menyerap
7 Hayakusuru Hayakushimasu Hayakushimasen Mempercepat
8 Shuuyousuru Shuuyoushimasu Shuuyoushimasen Menampung
9 Suuhaisuru Suuhaishimasu Suuhaishimasen Memuja
10 Ryourisuru Ryourishimasu Ryourishimasen Memasak
11 Shigotosuru Shigotoshimasu Shigotoshimasen Bekerja
12 Sewasuru Sewashimasu Sewashimasen Membantu, menolong
13 Kuru Kimasu Kimasen Datang
14 Suru Shimasu Shimasu Melakukan
15 Oinorisuru Oinorishimasu Oinorishimasen Sembahyang
16 Zatsudansuru Zatsudanshimasu Zatsudanshimasen Mengobrol
17 Shidousuru Shidoushimasu Shidoushimasen Membimbing
18 Aizusuru Aizushimasu Aizushimasen Mengisyaratkan
19 Hyoukasuru Hyoukashimasu Hyoukashimasen Menilai
20 Shuurisuru Shuurishimasu Suurishimasen Memperbaiki
21 Kaihousuru Kaihoushimasu Kaihoushimasen Membebaskan
22 Bakuhatsu suru Bakuhatsu shimasu Bakuhatsu shimasen Meledak
23 Benkyoo suru Benkyoo shimasu Benkyoo shimasen Belajar
24 Chookoku suru Chookoku shimasu Chookoku shimasen Melukis
25 Gai suru Gai shimasu Gai shimasen Melukai
26 Gikutto suru Gikutto shimasu Gikutto shimasen Terjun
27 Hoonin suru Hoonin shimasu Hoonin shimasen Melupakan
28 Juyo suru Juyo shimasu Juyo shimasen Memberi
29 Juusatsu suru Juusatsu shimasu Juusatsu shimasen menembak
30 Kaiko suru Kaiko shimasu Kaiko shimasen memecat
31 Keitai suru Keitai shimasu Keitai shimasen Membawa
32 Nagatsuzuki suru Nagatsuzuki shimasu Nagatsuzuki shimasen Memikul
33 Roohi suru Roohi shimasu Roohi shimasen Melempar 
34 Satsugai Suru Satsugai shimasu Satsugai shimasen Membunuh
35 Sogeki suru Sogeki shimasu Sogeki shimasen menembak
36 Sanpo suru Sanpo shimasu Sanpo shimasen Berjalan
37 Soodan suru Soodan shimasu Soodan shimasen Berdiskusi
38 Sooji suru Sooji shimasu Sooji shimasen Membersihkan
39 Sooshin suru Sooshin shimasu Sooshin shimasen Mengirim
40 Supurinto suru Supurinto shimasu Supurinto shimasen Berlari
41 Taiho suru Taiho shimasu Taiho shimasen Menangkap
42 Teikyoo suru Teikyoo shimasu Teikyoo shimasen Memberi
43 Tekiyoo suru Tekiyoo shimasu Tekiyoo shimasen Memakai